Thursday, February 23, 2017

Fraktur Patologis


  1. Definisi:
Fraktur yang terjadi pada tulang karena adanya kelainan/penyakit yang menyebabkan kelemahan pada tulang. Fraktur patologis dapat terjadi secara spontan atau akibat trauma yang ringan.
  1. Penyebab:
  1. Penyakit lokal pada tulang
- Infeksi : Osteomielitis piogenik, infeksi sifilis, dll
- Tumor jinak : Kondroma (endokondroma), tumor ewing, mieloma soliter, sarkoma metastasis, giant cell tumor, dll
- Lain lain : Kista tulang soliter, tabes dorsalis, tulang rapuh akibat penyinaran, dll
  1. Kelainan bersifat umum pada tulang
- Kelainan bawaan : Osteogenesis imperfekta
- Tumor metastasis : payudara, paru, mieloma multipel, dsb
- Rarefaksi tulang yang bersifat umum: Osteoporosis senilis, sindroma cushing, renal rickets, dll
- Lain-lain: Penyakit paget, penyakit Gaucher, dll

Gambar: ostegenesis imperfecta. Salah satu penyebab fraktur patologis di mana terjadi kegagalan dapat proses pembentukan dan pertumbuhan tulang
  1. Diagnosis
- Anamnesis: ditanyakan mengenai penyebab fraktur atau trauma dan gejala lainnya biasanya fraktur patologis disertasi gejala tambahan seperti penurunan berat badan, nyeri, batuk-batuk, hematuria, bengkak, benjolan,dsb
- Pemeriksaan:
a) Pemeriksaan lokal : melihat apakah terdapat sinus yang infeksi, jaringan paruyt, pembengkakan, lokalisasi fraktur, dsb
b) Pemeriksaan umum : TTV, kondisi fraktur dan jaringan sekitarnya untuk mengetahui apakah ada penyakit penyerta penyebab fraktur
c) Pemeriksaan radiologis : foto polos pada daerah fraktur dan daerah lain yang dipenagruhi, CT scan, MRI
d) Pemeriksaan laboraturium : Pemeriksaan darah (LED, elektroforesis protein, uji sifilis, jumlah sel darah), Pemeriksaan urin (pemeriksaan bence-jones), Biopsi tulang (apabila dx susah ditegakkan dan ada kemungkinan keganasan)

  1. Pengobatan
Prinsip pengobatan sama dengan fraktur pada umumnya yang tdd reduksi, pertahankan resuksi (imobilisasi) dan fisioterapi. Pemilihan metode pengobatan disesuaikan dengan kondisi tulang serta kelainan patologis yang ditemukan.
- kelainan tulang bersifat umum : ex; penyakit paget, terapinya dapat dilakukan imobilisasi adekuat berupa fiksasi interna sudah cukup memadai
- kelainan jinak lokal tulang : ex; kista soliter, prinsip terapinya terapi fraktur terlebih dahulu lalu setelah sembuh atau stabil dapat dilakukan kuretase pada kistanya.
- tumor ganas tulang primer : prognoss buruk, diperlukan pembidaian dan stabilisasi tumor dengan fiksasi berupa protesis, serta obat pengurang rasa nyeri

- tumor-tumor metastasis : prognosis buruk, nyeri sangat tinggi, fiksasi interna dapat dilakukan untuk stabilisasi fraktur sambil mengobati tumor asalnya.

Cedera Engkel

Cedera Ligamen Engkel
Cedera ligamen engkel (Ankle Ligamen Injury) merupakan cedera yang terjadi pada sendi engkel. Cedera pada engkel seringkali terjadi karena engkel keseleo atau sobek. Cedera pada engkel merupakan cedera yang terjadi paling banyak pada kasus olahraga (25 persen). Ligamen engkel bagian lateral merupakan tempat yang paling sering mengalami cedera. Cedera dapat mengenai ligamen lateral pada engkel yang terdiri dari ligamen talofibular anterior, ligamen calcaneofibular dna ligamen posterior talofibular.

Gejala
Perlu digali riwayat pasien apakah pernah mengalami keseleo pada bagian engkel atau tidak. Keseleo biasa disebabkan karena adanya rotasi bagian engkel yang bertumpu pada sendi engkel. Hal ini akan menyebabkan cedera pada jaringan lunak atau bahkan terjadi ruptur. Gejala lainnya yaitu adanya memar, nyeri, kesakitan saat digerakkan dan bengkak.

Radiologi
Perlu dilakukan pemeriksaan foto X-Ray untuk melihat keparahan cedera. Sebanyak 15% kasus cedera ligamen engkel diikuti oleh fraktur maleolus. Foto X-Ray perlu dilakukan saat penderita merasa kesakitan hebat saat menggunakan kakiknya untuk bertumpu atau adanya krepitasi saat dilakukan pemeriksaan

Terapi
Penanganan awal pada pasien dengan cedera engkel yaitu menggunakan metode RICE (Rest, Ice, Compress dan Elevation). Gunakan kompres dingin selama 20 menit setiap 2 jam. Terapi ini dilakukan selama satu sampai tiga minggu bergantung pada tingkat keparahan cedera. Pemberian NSAID juga perlu dilakukan untuk meredakan nyeri. NSAID dapat berupa krim pereda nyeri.
Untuk mengembalikan fungsi berjalan pada pasien, perlu dilakukan mobilisasi terproteksi. Pemberian proteksi seperti gips tidak disarankan karena dapat mempengaruhi fungsi dari ligamen engkel.
Tindakan operatif dapat dilakukan apabila keluhan tidak hilang selama 6 minggu. Selain itu, kondisi kaki yang masih bengkak dan nyeri juga dapat mengarah pada tindakan operasi. Tindakan operasi berupa penggantian ligamen atau pemasangan ortostatik.

Monday, February 20, 2017

Fraktur Klavikula

Fraktur Klavikula

Epidemiologi
Pada orang dewasa, kejadian fraktur klavikula terjadi sebanyak 2,6-4 persen dari seluruh kejadian fraktur dan 35 persen dari seluruh cedera pada gelang bahu. Fraktur yang paling banyak terjadi yaitu pada bagian midshaft sebanyak 69-82 persen, lateral 21-28 persen dan medial 2-3 persen.
Pada anak-anak, fraktur klavikula dapat dengan mudah terjadi, tetapi dapat sembuh tanpa ada komplikasi. Sedangkan pada dewasa, fraktur ini dapat menimbulkan masalah lebih lanjut.

Mekanisme Cedera
Jatuh dengan tumpuan pada bahu atau tangan dalam kondisi teregang mungkin dapat menyebabkan faktur klavikula. Pada fraktur bagian midshaft, fragmen terluar tertarik ke bawah oleh beban pada lengan dan bagian setengah dalam ditahan oleh otot sternomastoid. Pada fraktur bagian epifisis, ligamen masih utuh atau sedikit bergeser tetapi ligamen coracoclavicula sobek.

Manifestasi Klinis
Tangan akan terjepit ke dada untuk mencegah pergerakan. Adanya tonjolan subkutan mungkin terlihat jelas dan kadang-kadang ada fragmen tajam yang berbahaya bagi kulit. Meskipun komplikasi vacular jarang, dapat dilakukan perabaan pada daerah leher untuk melihat ada tidaknya pulsasi. Fraktur pada sepertiga bagian luar kadang disalahartikan sebagai cedera sendi acromioclavicular.

Gambaran Radiologi
Dilakukan analisa secara anteroposterior dengan kepala miring sebanyak 30 derajat. Fraktur biasanya terdapat pada sepertiga tengah dan fragmen terluar biasanya berada pada bawah bagian dalam. CT-scan mungkin dibutuhkan untuk melihat derajat pemendekan atau untuk mendiagnosa dislokasi-fraktur sternoclavicula dan juga untuk melihat penyatuan fraktur.
Gambar: fraktur pada bagian sepertiga medial klavikula – merupakan kasus yang sering terjadi.


Klasifikasi
Fraktur klavikula biasanya diklasifikasikan berdasarkan lokasinya: Grup I (fraktur sepertiga tengah), Grup II (fraktur sepertiga lateral) dan Grup III (fraktur sepertiga medial). Fraktur Grup II dapat disubklasifikan menjadi (a) dengan ligamen coracoclavicular yang intak, (b) ligamen coracoclavicular robek dan lepas pada segmen medial tetapi ligamen trapezoid masih intak pada segmen distal, dan (c) fraktur intra-artikular.

Terapi
Terapi dilakukan berdasarkan jenis frakturnya. Fraktur sepertiga tengah, dilakukan tindakan non-operatif. Tindakan non-operatif berupa pemasangan sling atau mitela. Setelah 1-3 minggu atau ketika rasa sakit sudah reda, dapat dilepas dan pasien dapat melatih menggerakkan tangannya. Pada fraktur jenis lain, dilihat dari derajat keparahannya. Apabila pergeseran tulang diikuti dengan ruptur ligamen, dilakukan fiksasi internal.

Komplikasi
Awal
Dapat terjadi pneumothorax, cedera pada pembuluh subklavia dan pleksus brakialis jarang terjadi.
Akhir

Non-union, malunion atau kekauan bahu.

Sumber: Apley's System of Orthopaedics and Fractures 9th ed