Monday, September 26, 2016

ALZHEIMER

Definisi
Alzheimer merupakan penyebab yang umum untuk kasus demensia – hilangnya intelektual dan kemampuan bersosialisasi yang cukup parah untuk mempengaruhi aktivitas harian. Pada penyakit Alzheimer, kesehatan jaringan otak mengalami penurunan, menyebabkan menurunnya daya ingat dan kemampuan mental.
Alzheimer bukan merupakan bagian dari proses penuaan secara normal, akan tetapi risikonya meningkat seiring  bertambahnya usia. Lima persen orang berusia di antara 65-74 memiliki penyakit Alzheimer, dan hampir setengah orang yang berusia lebih dari 85 tahun memiliki penyakit Alzheimer. Meskipun penyakit ini tidak ada obatnya, perawatan dapat memperbaiki kualitas hidup orang yang memiliki penyakit Alzheimer. Mereka yang memiliki Alzheimer membutuhkan dukungan dan kasih sayang dari teman dan keluarga untuk mengatasinya.
Gejala
Penyakit Alzheimer dapat dimulai dengan hilangnya sedikit ingatan dan kebingungan, tetapi pada akhirnya akan menyebabkan pelemahan mental yang tidak dapat diubah dan menghancurkan kemampuan seseorang dalam mengingat, berpikir, belajar, dan berimajinasi.
Hilangnya ingatan
Setiap orang memiliki penyimpangan dalam ingatan. Adalah hal yang normal ketika anda lupa dimana anda menaruh kunci mobil atau lupa nama orang yang jarang anda lihat. Tetapi masalah ingatan yang berhubungan dengan Alzhaimer berlangsung lama dan buruk. Orang-orang dengan Alzhaimer mungkin:
·         Mengulangi sesuatu yang telah dikerjakannya
·         Sering lupa akan ucapan dan janji yang dilakukannya
·         Sering salah menaruh sesuatu, sering menaruh sesuatu di tempat yang tidak wajar
·         Pada akhirnya lupa dengan nama anggota keluarga dan benda-benda yang biasa digunakan dalam kesehariannya
Bermasalah ketika berpikir secara abstrak
Orang dengan Alzheimer bermasalah dalam berpikir mengenai suatu hal terutama dalam bentuk angka.
Kesulitan dalam menemukan kata yang tepat
Sulit untuk orang dengan Alzhaimer untuk  menemukan kata yang tepat untuk menyampaikan pemikiran mereka atau ketika mereka terlibat pembicaraan. Pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis mereka.
Disorientasi
Orang dengan Alzheimer sering hilang kemampuan untuk mengingat waktu dan tanggal, serta akan merasakan diri mereka hilang di lingkungan yang sebenarnya familiar bagi mereka.
Hilang kemampuan dalam menilai
Menyelesaikan masalah sehari-hari merupakan hal yang sulit dan menjadi bertambah sulit sampai akhirnya adalah sesuatu yang dirasa tidak mungkin bagi mereka yang memiliki Alzheimer. Alzheimer memiliki karakteristik sangat sulit untuk melakukan sesuatu yang membutuhkan perencanaan, pengambilan keputusan dan penilaian.
Sulit untuk melakukan tugas yang familiar
Sulit dalam melakukan tugas rutin yang membutuhkan langkah-langkah yang berkelanjutan dalam proses penyelesaiannya, contohnya memasak. Pada akhirnya, orang dengan Alzheimer dapat lupa bagaimana melakukan sesuatu bahkan yang paling mendasar.
Perubahan kepribadian
Orang dengan Alzheimer menunjukkan:
·         Perubahan suasana hati
·         Hilang kepercayaan terhadap orang lain
·         Meningkatnya sikap keras kepala
·         Depresi
·         Gelisah
·         Agresif
Penyebab & Faktor Risiko
Penyebab
Tak satupun faktor yang muncul menjadi penyebab Alzheimer. Ilmuwan percaya bahwa penyakit ini merupakan kombinasi antara genetik, gaya hidup dan faktor lingkungan. Alzheimer merusak dan membunuh sel otak.
Dua jenis kerusakan sel otak (neuron) yang biasa terjadi pada orang pengidap Alzheimer :
•    Plaques / plak. Gumpalan protein yang disebut beta-amyloid mempengaruhi komunikasi antara sel-sel otak. Meskipun tidak diketahui ada kasus Alzheimer yang menyebabkan kematian, fakta menunjukkan bahwa proses yang tidak normal dari protein beta-amyloid kemungkinan menjadi penyebab.
•    Tangles / kusut. Struktur pendukung dalam sel otak tergantung pada normalnya fungsi protein bernama tau. Pada orang dengan Alzheimer, benang protein tau mengalami perubahan yang menyebabkan mereka menjadi tidak waras. Banyak ilmuan percaya bahwa ini adalah kerusakan neuron  dan dapat menyebabkan kematian bagi penderita Alzheimer.
Faktor risiko
Usia
Penderita Alzhaimer biasanya diderita oleh orang yang berusia lebih dari 65 tahun, tetapi juga dapat menyerang orang yang berusia dibawah 40. Sedikitnya 5 persen orang berusia di antara 65 dan 74 memiliki Alzheimer. Pada orang berusia 85 keatas  jumlahnya meningkat menjadi 50 persen.
Keturunan
Risiko Alzheimer yang muncul sedikit lebih tinggi jika hubungan keluarga tingkat pertama – orangtua dan saudara sekandung – memiliki Alzheimer.
Jenis kelamin
Wanita lebih mudah terkena daripada laki-laki, hal ini karena umumnya wanita hidup lebih lama daripada laki-laki.
Penurunan kognitif ringan
Orang yang memiliki penurunan kognitif ringan memiliki masalah ingatan yang memburuk daripada apa yang mungkin diekspektasikan pada usianya dan belum cukup buruk untuk mengklasifikasikan sebagai dementia. Banyak dari mereka yang berada pada kondisi ini berlanjut memiliki penyakit Alzheimer.
Gaya hidup
Faktor sama yang membuat Anda berada pada risiko yang sama dengan penyakit jantung juga meningkatkan kemungkinan anda akan terkena penyakit Alzheimer. Contohnya adalah:
•    Tekanan
•    Tekanan darah tinggi
•    Kolestrol tinggi
•    Kurang dalam mengontrol gula darah
Tingkat pendidikan
Studi menemukan hubungan antara rendahnya pendidikan dan risiko Alzheimer. Tetapi alasan tepat yang mendasarinya tidak diketahui. Beberapa ilmuwan berteori, makin sering anda menggunakan otak akan lebih banyak sinapsis yang anda buat dimana akan tersedia banyak cadangan di hari tua. Akan sulit untuk menemukan Alzheimer pada orang yang melatih otaknya secara rutin, atau mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Pencegahan
Saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan bagaimana mencegah penyakit Alzheimer. Percobaan untuk menemukan vaksin yang dapat melawan Alzheimer terhenti beberapa tahun lalu karena beberapa orang yang menerima vaksin mengalami peradangan otak.

Banyak faktor yang meningkatkan risiko sakit jantung juga dapat meningkatkan risiko demensia. Faktor utama yang muncul adalah tekanan darah, kolestrol dan tingkat gula darah. Tetap aktif – secara fisik, mental dan sosial – juga dapat mengurangi risiko terkena Alzheimer.

DEMENSIA

Demensia adalah suatu sindrom akibat terganggunya faal otak, baik secara langsung ataupun tidak langsung pada otak yang tekah mencapai perkembangan intelegensia yang stabil, pada umumnya bersifat kronis yang berdampak adanya gangguan fungsi kognitif yang multiple sehingga menganggu fungsi pekerjaan dan sosialnya.
Menurut consensus tahun 1996 International Psychogeriatric Association (IPA), demensia adalah keluhan-keluhan dan gejala yang diakibatkan oleh terganggunya persepsi, isi pikiran, suasana perasaan/mood atau perilaku yang sering terdapat dalam demensia.
Epidemiologi
Prevalensi demensia meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Pada umur di atas 65 tahun insidensi sekitar 3% sedangkan di atas 85 tahun meningkat menjadi sekitar 20%. Demensia akibat penyakit Alzheimer adalah yang paling banyak ditemukan (50-60%) dan demensia akibat
gangguan vascular adalah kedua tersering.
Patofisiologi
Kerusakan struktur otak dapat diakibatkan :
1. Proses degenerasi _ pada penyakit Alzheimer, Pick, dan Huntington
2. Gangguan pembuluh darah _ stroke
3. Infeksi (ensefalitis) _ Lues (demensia paralitika), virus (demensia HIV)
4. Gangguan toksik, metabolit dan endokrin _
5. demensia akibat kekurangan thiamine, hipotiroid, hipoglikemia
6. Trauma kapitis _ gangguan subdural hematom
7. Gangguan otak lain _ tumor otak, penyumbatan
Berdasarkan lokasi kerusakanya, demensia dapat dibagi menjadi :
1. Demensia kortikal _ disfungsi korteks serebri yang ditandai dengan gejala amnesia, afasia,
apraksia, dan agnosia. Contohya adalah demensia tipe Alzheimer
2. Demensia subkortikal _ terutama mengenai struktur-struktur di bagian dalam substansia
grisea dan alba seperti ganglia basalis, thalamus, dan proyeksi dari struktur subkortikal ini di
lobus frontalis. Contohnya demensia pada penyakit Parkinson
3. Demensia tipe campuran _ menunjukkan gejala dari keduanya dan dapat dijumpai pada
demensia vascular
Gejala Klinis
Gejala klinis tergantung pada luas dan lokasi kerusakan struktur dan fungsi otak antara lain :
1. Gangguan daya ingat
Gangguan ini merupakan gangguan yang utama. Gangguan daya ingat mengikuti hukum
Ribot, yaitu mulai dengan gangguan daya ingat jangka pendek yaitu peristiwa yang baru
terjadi, meningkat ke daya ingat jangka sedang. Daya ingat jangka panjang yang terakhir
terganggu sehingga tidak jarang penderita seolah-olah kembali ke masa muda atau kanakkanak.
Gangguan daya ingat pada awalnya terlihat sebagai kesukaran untuk belajar hal-hal
yang baru.
2. Gangguan daya nilai
Gangguan ini mengakibatkan penderita mengalami kesukaran untuk mengambil keputusan
yang berdampak sering melakukan perilaku yang tidak realistis, logis dan proporsional dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Gangguan daya berpikir abstrak
Penderita mengalami kesukaran dalam mencerna atau membuat karangan cerita dan
mengartikan peribahasa maupun perumpaan, makin nyata dalam keterbatasan waktu.
4. Gangguan daya pikir
Gangguan ini akibat terganggunya fungsi luhur berupa kemampuan menganalisis, memilahmilah
masalah, mencari solusi, membuat perencanaan, mengantisipasi dampak yang akan
terjadi dan mengambil keputusan. Gangguan ini menyebabkan penderita seringkali hanya
dapat mengerjakan pekerjaan rutin dan kehilangan inisiatif dan kreativitasnya
5. Gangguan penempatan dalam ruang (visuospital)
Hal ini nyata pada penderita yang diharuskan bekerja berdasarkan ketrampilan yang
membutuhkan ketepatan, kecermatan, dan kecepatan. Pada gangguan yang berat penderita
acapkali merasa terlibat dalam adegan TV seolah-olah berada dalam 3 demensi dengan layar
kaca tersebut atau dalam ruangan yang sama dengan tayangan tersebut
6. Gangguan wicara
Pada awalnya acapkali gangguan berbahasa yang paling nyata dengan adanya gangguan
mencari kata-kata yang tepat (naming) dan mencerna pesan-pesan dalam komunikasi
(comprehension).
7. Gangguan perilaku
Gangguan ini di bidang ini dikenal “behavior and psychological symptom of dementia”
(BPSD). Gangguan ini dapat berupa serangan yang berhubungan dengan masa lalu.
8. Gangguan mood/suasana perasaan
Gangguan mood dapat berupa depresi atau kecemasan atau labilitas emosi, menangis atau
tertawa tanpa penyebab yang jelas.
Pemeriksaan Dan Diagnostik
Deteksi Dini
Sebaiknya demensia dapat dideteksi dalam keadaan dini, sebab 20-30% pasien demensia dapat diperbaiki atau minimal dapat dipertahankan untuk tidak memburuk.
Gangguan Mood
Pada umumnya gangguan ini seringkali mengawali demensia dan sangat sukar di deteksi. Gambaran seringkali terlihat sebagai apatisme dan kelambanan psikomotor. Berikutnya dapat timbul depresi dan juga cemas
Gangguan Konsentrasi Dan Daya Ingat
Gangguan kewaspadaan
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan test ketuk yaitu penderita diminta untuk mengetuk meja tiap kali pemeriksa menyebutkan kata-kata yang mengandung huruf  “M” dalam suatu karangan yang diucapkan dengan tempo yang teratur
Mengulang Nama 3 Benda
Pemeriksa menyebut 3 benda dan penderita mengulanginya sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 3-5 menit kemudian penderita diharuskan menyebutkan kembali.
Test Digit
Pemeriksa menyebutkan 3 angka dan penderita harus mengulangnya. Test dilanjutkan dengan mengucapkan dengan urutan terbalik dan jumlah angka ditambah sesuai dengan kemampuannya.
Gangguan Wicara Menyebut nama (Naming)
Pemeriksa mengadakan wawancara dan mendapatkan penderita kesukaran dalam menyebutkan nama yang dimaksud. Seringkali keadaan ini menjadi sukar dideteksi karena penderita menggunakan symbol, memperlambat tempo berbicara atau berbicara sirkumstansial sambil mengingat kata-kata yang ingin diucapkan.
Komprehensif
Dalam wawancara seringkali gangguan awal dapat terlihat dengan terganggunya penderita dalam mengartikan satu topik pembicaraan.
Gangguan Fungsi Luhur
Penderita diharapkan untuk membuat suatu penyelesaian dan perencanaan ke depan dari suatu masalah yang dilontarkan penderita. Masalah yang diajukan pemeriksa diharapkan yang terjadi sehari hari dalam kehidupan penderita dari tingkat yang ringan sampai yang berat.
Kemampuan Visiospatial
Penderita diminta untuk menggambar (tanpa contoh) objek dengan 3 dimensi misalnya balok, rumah dan jam lengkap dengan jarum jam dan angka. Pemeriksaan dilanjutkan dengan meniru gambar gambar tertentu. Gangguan di bidang ini juga dapat dideteksi dengan menirukan posisi lengan pemeriksa yang diperagakan dengan melewati garis tengah tubuh (midline) pemeriksa.
Tatalaksana
-          Terapi farmakologi kognisi
-          Acethylcholinesterase inhibitors (AChEIs)
Donepezil
Rivastigmine
Galantamine
-          NMDA receptor blocker and glutaminergic modulator
Memantine
-          Terapi Farmakologi Perilaku
Depresi:
-          Gol. SSRI: Sertraline, Flouxetine
Delusi/halusinasi/agitasi
-          Neuroleptik atipikal
Risperidon tablet 1x 0,5 mg – 2 mg /hari
Olanzapin 1x 5mg –10 mg/hari
Quetiapin tablet: 2x25mg-100mg
-          Terapi Non-farmakologi
Untuk mempertahankan fungsi kognisi
Orientasi realitas
Stimulasi kognisi
Reminiscence
Intervensi lingkungan
Menjaga keamanan dan keselamatan rumah
Terapi cahaya
Terapi musik
Pet therapy

ENSEFALOPATI HIPERTENSI


Definisi
Ensefalopati hipertensi adalah  sindrom klinik akut reversibel yang dicetuskan oleh kenaikan tekanan darah secara mendadak sehingga melampaui batas autoregulasi otak. HE dapat terjadi pada normotensi yang tekanan darahnya mendadak naik menjadi 160/100 mmHg. Sebaliknya mungkin belum terjadi pada penderita hipertensi kronik meskipun tekanan arteri rata-rata mencapai 200 atau 225 mmHg 4.
Etiologi
Ensefalopati hipertensi dapat merupakan komplikasi dari berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal kronis, stenosis arteri renalis, glomerulonefritis akut, toxemiaakut, pheokromositoma, sindrom cushing, serta penggunaan obat seperti aminophyline, phenylephrine. Ensefalopati hipertensi lebih sering ditemukan pada orang dengan riwayat hipertensi esensial lama 4,5.
Patofisiologi
Secara fisiologis peningkatan tekanan darah akan mengaktivasi regulasi mikrosirkulasi di otak (respon vasokontriksi terhadap distensi dinding endotel). Aliran darah otak tetap konstan selama perfusi aliran darah otak berkisar 60 – 120 mmHg. Ketika tekanan darah meningkat secara tiba-tiba, maka akan terjadi vasokontriksi dan vasodilatasi dari arteriol otak yang mengakibatkan kerusakan endotel, ekstravasasi protein plasma, edema serebral. Jika peningkatan tekanan darah terjadi secara persisten sampai ke hipertensi maligna maka dapat menyebabkan nekrosis fibrinoid pada arteriol dan gangguan pada sirkulasi eritrosit dalam pembuluh darah yang mengakibatkan deposit fibrin dalam pembuluh darah (anemia hemolitik mikroangiopati) 1.
Manifestasi klinis
Ensefalopati hipertensi merupakan suatu sindrom hipertensi berat yang dikaitkan dengan ditemukannya nyeri kepala hebat, mual, muntah, gangguan penglihatan, confusion, pingsan sampai koma. Onset gejala biasanya berlangsung perlahan, dengan progresi sekitar 24-48 jam. Gejala-gejala gangguan otak yang difus dapat berupa defisit neurologis fokal, tanda-tanda lateralisasi yang bersifat reversibel maupun irreversibel yang mengarah ke perdarahan cerebri atau stroke. Microinfark dan peteki pada salah satu bagian otak jarang dapat menyebabkan hemiparesis ringan, afasia atau gangguan penglihatan. Manifestasi neurologis berat muncul jika telah terjadi hipertensi maligna atau tekanan diastolik >125mmHg disertai perdarahan retina, eksudat, papiledema, gangguan pada jantung dan ginjal 7.
Penegakkan Diagnosis
-          Dalam menegakkan diagnosis ensefalopati hipertensi, maka pada pasien dengan peningkatan tekanan darah perlu diidentifikasi jenis hipertensinya, apakah hipertensi urgensi atau hipertensi emergensi. Hal ini dapat dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tanda dan gejala kerusakan target organ terutama di otak seperti adanya nyeri kepala hebat, mual, muntah, penglihatan kabur, penurunan kesadaran, kejang, riwayat hipertensi sebelumnya, penyakit ginjal, penggunaan obat-obatan, dan sebagainya.
-          Selain itu dapat dilakukan funduskopi untuk melihat ada tidaknya perdarahan retina dan papil edema sebagai tanda peningkatan tekanan intra kranial. Penilaian kardiovaskular juga perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya distensi vena jugular atau crackles pada paru. Urinalisis dan pemeriksaan darah untuk mengetahui kerusakan fungsi ginjal (peningkatan BUN dan kreatinin) 5.
-          Pemeriksaan CT scan atau MRI kepala dapat menunjukkan adanya edema pada bagian otak dan ada tidaknya perdarahan. Edema otak biasanya terdapat pada bagian posterior otak namun dapat juga pada batang otak 7.
Terapi
-          Penurunan tekanan darah arterial, sesuai dengan tingkatan tekanan darah pasien terutama  yang berhubungan dengan kejadian neurologis, harus dilakukan dengan monitoring secara tetap dan titrasi obat, tekanan darah arterial diukur dengan kateterisasi jika memungkinkan. Terapi ini bertujuan untuk menurunkan tekanan darah arterial sebesar 25% selama 1-2 jam dan tekanan darah diastolic ke 100-110 mmHg. Jika dengan penurunan tekanan darah arterial memperburuk keadaan neurologis, maka harus dipertimbangkan kembali rencana pengobatannya. Untuk obat anti hipertensi intravena yang bekerja cepat hanya labetalol, sodium nitroprusside dan phenoldopam (pada gagal ginjal) sudah terbukti efektif pada HE.
-          Labetalol adalah suatu beta adrenergic blockers, kelihatannya paling adekuat tidak menurunkan aliran darah otak dan bekerja selama 5 menit untuk administrasi. Dosis inisial alah 20 mg dosis bolus, kemudian 20-80 mg dosis intravena setiap 10 menit sampai tekanan darah yang diinginkan atau total dosis sebesar 300 mg tercapai.
-          Sodium nitroprusside, sebuah vasodilator, memiliki onset yang cepat (hitungan detik) dan durasi yang singkat dalam bekerja (1-2 menit). Bagaimanapun, ini dapat mempengaruhi suatu venodilatasi cerebral yang penting dengan kemungkinan menghasilkan peningkatan aliran darah otak dan hipertensi intracranial. Suatu tindakan cytotoxic, dengan melepaskan radikal bebas NO dan produk metaboliknya, sianida dapat menyebabkan kematian mendadak, atau koma. Dosis inisial 0,3-0,5 mcg/kg/min IV, sesuaikan dengan kecepatan tetesan infus sampai target efek yang diharapkan tercapi dengan dosis rata-rata 1-6 mcg/kg/min.
-          Fenildopam (Corlopam), sebuah short acting dopamine agonis (DA1) pada level perifer, dengan durasi pendek dalam bekerja. Ini meningkatkan aliran darah ginjal dan ekskresi sodium dan dapat digunakan pada pasien dengan gejala gagal ginjal. Dosis inisial 0,003 mcg/kg/min IV secara progresif ditingkatkan sampai maksimal 1,6 mcg/kg/min.
-          Nicardipine dalam dosis bolus 5-15 mg/h IV dan dosis maintenance 3-5 mg/h dapat juga digunakan.

-          Nifedipine sublingual, clonidine, diazoxide, atau hydralazine intravena tidak direkomendasikan karena dapat mempengaruhi penurunan yang tidak terkontrol dari tekanan darah arterial yang mengakibatkan iskemi cerebral dan renal.

Monday, September 19, 2016

TIA (Transient Ischemic Attack)

·         Definisi :
-          Menggambarkan terjadinya suatu defisit neurologis secara tiba-tiba dan defisit dari pembuluh darah tersebut berlangsung hanya sementara (tidak lebih lama dari 24 jam)
-          Merupakan peringatan stroke dan kesempatan untuk mencegahnya
-          Akibat gangguan aliran darah ke otak yang menimbulkan gejala stroke sementara
Epidemiologi :
-          Per tahun : laki-laki 50-62 tahun à 1,2/1000 penduduk
      Wanita 50-62 tahun à 1,3/1000 penduduk
-          Banyak pada laki-laki, tetapi pada usia 80 tahun ke atas banyak pada perempuan
Etiologi :
 -  Faktor emboli yang paling sering à dimana emboli ini bisa pecah atau lolos sebagai hasil usaha kompensasi pembuluh darah. 
Emboli ini bisa terbentuk dari adanya atheroma à Atheroma karena penumpukan lipid yang terlalu banyak di tepi pembuluh darah à merespon factor pembekuan darah à terbentuk bekuan darah à apabila terlepas bisa berjalan jalan ke sistem peredaran darah bahkan ke otak
- Faktor hemodinamik
- Penyebab lain :
Masalah pembekuan darah
Perdarahan kecil di otak
Gangguan darah : polisitemia, sickle cell anemia (darahnya kental)
Spasme arteri kecil di otak
Gejala :
Sifatnya sementara dan tergantung bagian dari otak yang terkena
-Hemipaesis tangan, lengan, kaki
-Susah bicara, menelan
-Kaku beberapa bagian tubuh
-Penglihatan dobel
Gejala-gejala di atas  bisa dimudahkan dengan criteria FAST
Facial weakness , Arm weaknes , Speech disturbance , Time (apabila sudah menemukan gejala di atas maka hasru segera dibawa ke dokter agar tidak menjadi parah)
Diagnosis :
1)      CT Scan/MRI : bila sudah mengonsumsi warfarin , tapi ada gejala TIA segera diagnosis dengan ini untuk mengetahui apa ada atau tidak stroke hemoragik
2)      Ultrasound scan : di a.carotis à untuk tahu ada atau tidak atheroma
3)      ECG : untuk tahu ada AF/tidak yang merupakan salah satu penyebab TIA
4)      Pemeriksaan darah :
-          Pastikan tidak ada DM, tidak ad kenaikan kolesterol
-          Ada anemia kekurangan zat besi atau tidak
-          Ada / tidak gangguan ginjal
5)      Tekanan darah à pasien hipertensi merupakan factor risiko TIA
Tatalaksana :
1)      Medikamentosa :
-          Antiplatelet : aspirin low dose (75mg) , bila pernah stroke lalu TIA bisa diberi klopidogrel
-          Warfarin
2)      Kurangi factor risiko
-          Stop merokok
-          Tekanan darah normal
-          Kurangi BB pada obesitas
-          Kolesterol tinggi diturunkan
-          Penambahan aktivitas
-          Diet yang sehat
-          Hindari alcohol
-          Cegah DM

3)      Operasi untuk indikasi tertentu